Selasa, 21 Oktober 2008

Tektonik Arsitektur

- Tektonika Arsitektur
Tektonik merupakan seni dari konstruksi, Adolf Heinrich Borbein dalam Kennneth Frampton (1995). Seni yang mencakup tekne, bahwa tektonik tidak saja menjadi perangkaian bagian bangunan melainkan juga perangkaian obyek yang betujuan untuk mengkonstruksi suatu produk (bangun) yang bernilai seni yang lebih ditekankan pada ketepatan penerapan teknik membangun dan berhubungan dengan penilaian estetis.
Tektonika bangunan erat kaitannya dengan seni pengolahan material, struktur dan konstruksi, yang lebih menekankan pada aspek nilai estetika yang dihasilkan suatu sistim struktur atau merupakan ekspresi dari suatu struktur yang lebih ditegaskan lagi dengan aspek kemampuan penggunaan teknologi struktur-nya.
Kennneth Frampton (dalam Studies in Tectonic Culture, 1995), mengungkapkan tektonika, dari kata tekton atau tektonamai (Yunani) yang berarti masalah-masalah “pertukangan kayu atau pembangun”, atau taksan (Sansekerta) yang berarti “seni pertukangan kayu yang menggunakan kapak”. Dalam puisi vedic berarti “pertukangan kayu”, istilah Homer diartikan sebagai “seni dari suatu proses konstruksi”.
Adolf Heinrich Borbein (Frampton, 1995), menyatakan bahwa tektonika merupakan “seni dari pertemuan atau sambungan”. Istilah tektonika berkembang di Jerman, yang oleh Karl Otfried Muller dalam Handbook of the Archeology of Art (1830), bahwa tektonika sebagai suatu “penggunaan sederetan bentuk seni pada peralatan, bejana bunga, pemukiman dan tempat pertemuan yang dibentuk dan dikembangkan pada sisi penerapan dimana sisi tersebut berfungsi untuk menguatkan ekspresi perasaan atau buah pikiran seni”.
Semper lebih menegaskan klasifikasi bangunan (arsitektur) dengan 2 (dua) prosedur yang mendasari proses perakitannya, yakni (pertama) tektonika yang merupakan rangka ringan yang terdiri dari komponen linier membentuk matrik spasial; dan (ke-dua) tahapan stereotomik yang berupa bagian dasar dimana massa dan volume ruang terbentuk dari elemen-elemen berat.

- Eksplorasi Tektonik
Apakah yang menyebabkan suatu benda akan jatuh ke bawah? Suatu penjelasan ilmiah yang dikembangkan oleh Galileo dan Newton yang menyatakan bahwa suatu benda akan bergerak ke bawah karena adanya beban (W). Pada bangunan biasanya bekerja 2 (dua) karakteristik beban, yakni beban statis dan dinamis. Gaya statis adalah beban yang bekerja secara perlahan-lahan timbul pada struktur dan bersifat steady-state. Dan gaya dinamis adalah gaya yang bekerja secara tiba-tiba dan bersifat berubah-ubah dengan cepat. Mekanisme pengaliran beban kerja akan bergerak sesuai mekanisme aplikasi struktur yang diterapkan. Gerak dinamis beban ini dapat dikembangkan dari gerak harmonis sederhana dan diupayakan untuk menyerupai bentukan gerak obyek yang lebih natural (alami). Disini seringkali Santiago Calatrava melakukan eksplorasi distribusi beban dan prilakunya pada beberapa bentukan yang berbeda, seperti menumpuk bentuk dasar otak yang disangga oleh kolom (staggered) dan diikat /ditarik oleh tali pada beberapa arah yang berbeda.
Struktur mensyaratkan statika yang bekerja padanya. Akan tetapi, kenyataannya dalam sebuah struktur bekerja beban yang bergerak mengalir tanpa henti dan tidak kasat mata. Struktur berkembang dalam bentuk mekanisme pengaliran gaya dengan fleksibilitas mengikuti arah aliran yang paling memungkinkan. Hal ini selalu dikembangkan oleh Santiago Calatrava sehingga dapat dikaitkan dengan beberapa karya rancangan berupa struktur yang ekspresif yang selanjutnya mengilhami berbagai bentukan struktur dalam karyanya.

Tidak ada komentar: